Narasi Kerukunan, Kemandirian & Bermartabat adalah tiga kata kunci dalam konteks peran dan kiprah NU di Kalbar. Tidak hanya untuk Jami’iyah & Jamaah An-Nahdliyah, namun lebih luas dari itu, publik Kalimantan Barat yang heterogen & multi-segmen.
Sebab pluralitas adalah sebuah keniscayaan di Kalbar. Karena itu, sebagai ‘stakeholders utama di Kalbar, PWNU Kalbar perlu menegaskan ‘standing & posisioning’ dalam merespons kebutuhan eksternal. Apalagi Kalimantan Barat memiliki ‘lokalitas yg khas’. Sebut saja soal jejak konflik etnik di Kalbar.
Ini tentu merupakan hal faktual dalam lanskap sejarah di Kalbar. Selalu menjadi variabel signifikan dalam dinamika politik lokal. Khususnya terkait pergerakan konfigurasi aktor dominan dalam kontestasi narasi & agenda politik perubahan.
Transisi PWNU Kalbar menuju era kebangkitan untuk percepatan agenda penguatan jami’iyah & jamaah sedang disiapkan oleh pengurus periode ini.
Paska Konferwil 2017 lalu, sejumlah pekerjaan rumah yang ditinggalkan pengurus sebelumnya, telah diselesaikan dengan baik. Mulai dari pengadaan sekretariat yang representatif, hingga fasilitasi & penguatan Lajnah & Banom yang ada. Termasuk membentuk Gugus Kerja P3M (program pemberdayaan pesantren Mandiri). Ini adalah unit tugas khusus dibawah PWNU yang mengonsolidasikan seluruh lajnah & banom agar selaras program & kegiatannya terkait agenda pemberdayaan pesantren.
Tugas-tugas keorganisasian juga telah dilaksanakan dengan optimal sesuai kapasitas yg tersedia. Hampir tidak ada agenda dr PBNU yg tidak dilaksanakan oleh PWNU. Bahkan terbaru, Gerakan Sejuta Vaksin Booster oleh PBNU bersama Polri & Kemenag, juga dilaksanakan di Kalbar dengan capaian melampaui target. Itu menandakan, kerja operasional organisasi berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Satu hal yang dapat dipetik pelajarannya dari kepengurusan PWNU 2017-2022, yakni adanya Trust/kepercayaan yang terbangun diantara pengurus yang multi latar belakang organisasi, profesi serta kompetensi. Namun dibawah kepemimpinan *H Hildi Hamid, suasana kebathinan yang cair, guyub & solid dapat dirasakan bersama. Itu karena berangkat dari semangat saling mengapresiasi & meng-ikhlaskan perbedaan yang ada. Sikap moderat/wasathiyah betul-betul menjadi spirit & basis pijak dalam berinteraksi baik di internal maupun diluar organisasi.
Roh dan semangat yg menjadi pondasi gerak PWNU Kalbar 2017-2022, perlu dilanjutkan & diperkuat. Karena itu, kepemimpinan PWNU harus diteruskan estafetnya dengan memilih sosok yang selain memiliki legitimasi kultural-ideologis’* atau Nasab NU yang kuat, ia juga merupakan figur yang teruji rekam jejak komitmennya terhadap NU. Plus attitude yang terbuka & humble serta tdk membeda-bedakan latar belakang SARA. Dgn siapapun selalu adaptif bekerjasama untuk kemajuan NU.
Atas dasar itu, dari nama-nama yang beredar sebagai kandidat calon Ketua PWNU 2022-2027, ciri & karakter seorang moderat itu ada pada diri H Hasyim Hadrawi.
(*)
0 Comments